MEDIA SUARA INDO – Hamas melakukan serangan besar-besaran dan menguasai jalur Gaza, Organisasi Politik terbesar di wilayah Palestina ini tak gentar untuk melawan Israel. Hubungan antara Hamas dan Israel kembali memanas pasca serangan besar-besaran yang dilakukan organisasi politik yang menguasai jalur Gaza itu, Sabtu (7/10/2023). Mengutip CNBC Indonesia, Israel merespons dengan menyatakan perang untuk pertama kalinya sejak tahun 1973.
Imbas konflik bersenjata keduanya, diketahui ada 1.000 orang korban tewas usai Hamas beri serangan kejutan dari jalur Gaza. Namun, siapakah Hamas ini?
Asal-Usul Hamas
Mengutip Counter Terrorism Guide, National Counterterrorism Center Amerika menjelaskan bila Hamas merupakan akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam yang dipimpin oleh Ismail Haniyeh yang mengelola Jalur Gaza. Organisasi ini adalah kelompok militan terbesar dan paling cakap di wilayah Palestina dan salah satu partai politik besar di wilayah tersebut.
Hamas muncul sejak tahun 1987, kala itu terjadi pemberontakan Palestina yang pertama atau intifada. Kala Intifada, Hamas terbentuk antara gabungan Ikhwanul Muslimin (IM) atau gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel dan faksi agama dari Palestine Liberation Organization (PLO).
Karena gabungan dari keduanya, Hamas memiliki banyak pengikut dalam waktu singkat. Namun, konflik dalam organisasi terjadi pada tahun 1988 ketika Hamas menyatakan Palestina adalah tanah air Islam yang tak boleh diserahkan pada negara non-Muslim.
Hamas juga menegaskan bila kendali Palestina dari Israel adalah kewajiban Muslim Palestina. Sejak saat itu, Hamas dan PLO bertentangan hingga akhirnya terlepas dari organisasi Palestina dan menimbulkan perseteruan.
Diketahui kelompok ini berkomitmen untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel dan pembentukan negara Islam Palestina menggantikan Israel.
Hamas yanh disebut juga sebagai sayap militer brigade Al Qassam telah ditetapkan sebagai teroris oleh Israel dan sebagian besar negara barat seperti Inggris, Amerika Serikat, kanada, dan seluruh Uni Eropa.
Konflik dengan Israel
Mengutip Sky News, Hamas dan Israel telah berperang empat kali dan berbagai operasi lainnya di jalur Gaza. Dua tahun setelah Intifada pertama, Hamas melakukan serangan pertama kepada Israel dengan menculik dan menghabisi dua tentara Israel.
Militan Hamas terlibat dalam peluncuran ribuan roket terhadap Israel dan wilayah penduduknya. Serangan itu telah menewaskan ribuan orang.
Tapi bila ditarik lebih jauh, kebencian Hamas kepada Israel terjadi kala Israel terbentuk setelah Perang Dunia Kedua. Negara itu sebagian besar didukung oleh negara-negara Barat.
Hamas percaya bila wilayah Israel merupakan hasil curian dan penjajahan yang sah pada rakyat Palestina. Tetapi, para pendukung Israel mengatakan bila wilayah tersebut adalah tanah leluhur orang-orang Yahudi yang diasingkan setelah invasi Kekaisaran babilonia 2.500 tahun yang lalu.
Pada tahun 2005, Israel menarik diri dari Gaza setelah Hamas berkuasa. Namun mereka tetap mendirikan banyak pemukiman Yahudi di seluruh daerah tepi barat atau sebelah barat Sungai Jornal hingga dikritik oleh Dewan keamanan PBB sebagai “Pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.
Hingga saat ini Hamas aktif bertempur dengan Israel dengan berbagai cara. Meski sebelumnya Hamas pernah mengumumkan gencatan senjata pada 21 Mei 2021 lalu yang disambut dengan sukacita oleh penduduk Gaza dan Tepi barat.
Pada tahun 2023 ketegangan kembali meningkat dan disebut menjadi serangan yang paling mematikan dalam beberapa dekade antara keduanya.
(Sando)