Valentine Day Selalu Identik Dengan Coklat, Bagaimana Sejarahnya ?

0 0
Read Time:3 Minute, 26 Second

MEDIA SUARA INDO – Valentine Day di peringati setiap tanggal 14 Februari, bagi para kaum remaja hari valentine ini selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Setiap valentine day mereka tidak akan pernah lupa dengan hadiah istimewa yang akan diberikan kepada pasangannya. Valentine Day kerap dikaitkan dengan hadiah-hadiah romantis, seperti bunga, kartu ucapan, dan terutama cokelat. Di seluruh dunia, pasangan bertukar cokelat sebagai simbol kasih sayang dan cinta.

Cokelat bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Valentine? Sejarahnya tidak hanya menarik, tetapi juga berkaitan erat dengan trik pemasaran zaman dahulu

Awal mula yang melatarbelakangi peringatan Hari Valentine sebenarnya muncul dalam sejumlah versi. Salah satunya adalah anggapan bahwa Hari Valentine berakar dari festival Romawi kuno, Lupercalia.

Festival ini dirayakan setiap pertengahan Februari untuk menyambut musim semi. Lupercalia melibatkan ritual kesuburan dan tradisi pengundian pasangan antara pria dan wanita.

Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I melarang perayaan Lupercalia karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristen. Sebagai gantinya, ia menetapkan Hari Santo Valentine untuk memperingati seorang “martir cinta” bernama Valentine, yang dihukum mati sekitar tahun 270 M oleh Kaisar Claudius II Gothicus.

Legenda menyebut bahwa Santo Valentine menulis surat kepada putri sipir penjara dan menandatanganinya dengan kata-kata “from your Valentine.” Ada juga cerita lain yang menyatakan bahwa Valentine diam-diam menikahkan pasangan agar para pria bisa menghindari wajib militer. Karena alasan inilah, Hari Santo Valentine dikaitkan dengan cinta dan romansa.

Namun, Hari Valentine baru benar-benar diperingati sebagai hari kasih sayang pada abad ke-14. Kala itu, konsep cinta romantis mulai banyak diungkapkan di Eropa.

Meskipun Hari Valentine sudah ada sejak lama, hubungan antara cokelat dan perayaan ini baru muncul sekitar 200 tahun yang lalu. Awalnya, cokelat merupakan barang mewah yang hanya bisa dikonsumsi oleh kalangan atas karena harganya yang mahal. Namun, semuanya berubah ketika industri cokelat di Eropa berkembang dan para pengusaha mulai mencari cara untuk memperluas pasar mereka.

Pada tahun 1861, Richard Cadbury, seorang pembuat cokelat asal Inggris, menemukan cara untuk memanfaatkan cocoa butter, yaitu lemak yang diekstrak selama proses pembuatan minuman cokelat. Ia menciptakan cokelat batangan yang lebih terjangkau dan lezat.

Tak berhenti di situ, ia juga menciptakan kotak cokelat berbentuk hati yang dihiasi gambar Cupid dan mawar, simbol cinta yang populer di era Victoria. Kotak ini tidak hanya berfungsi sebagai kemasan, tetapi juga bisa digunakan kembali untuk menyimpan surat cinta dan benda berharga lainnya.

Inovasi Cadbury terbukti sukses besar dan membuat cokelat semakin populer sebagai hadiah romantis. Sejak saat itu, cokelat menjadi bagian tak terpisahkan dari Hari Valentine.

Pada awal abad ke-20, Hari Valentine mulai populer di Amerika Serikat. Saat itu, industri cokelat juga mulai berkembang pesat di sana. Milton Hershey, pendiri perusahaan cokelat tersohor Hershey’s, memperkenalkan Hershey’s Kisses pada tahun 1907. Nama dari cokelat tersebut makin memperkuat hubungan cokelat dengan cinta.

Cokelat sebagai hadiah Valentine kemudian semakin marak beredar setelah pengusaha Russell Stover mulai menjual cokelat dalam kotak berbentuk hati pada tahun 1923.

Produk ini langsung disukai oleh masyarakat, terutama para pasangan yang merayakan Hari Valentine. Salah satu produk mereka yang paling terkenal adalah “Secret Lace Heart”, yaitu cokelat yang dikemas dalam kotak mewah berlapis satin dan renda hitam.

Dikenal Menambah Gairah
Selain sejarah panjangnya, ada alasan lain mengapa cokelat sering dikaitkan dengan cinta dan identik dengan Hari Valentine. Sejak zaman suku Aztec, cokelat telah dianggap sebagai makanan afrodisiak, yaitu makanan yang dapat meningkatkan gairah dan perasaan romantis.

Bangsawan Eropa di masa lalu bahkan memiliki tradisi memberikan cokelat yang dicampur amber kepada kekasih mereka untuk meningkatkan hasrat cinta.

Ilmu pengetahuan modern juga menemukan bukti bahwa cokelat memang memiliki efek positif pada otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi cokelat lebih cenderung menunjukkan keinginan untuk romansa dibandingkan mereka yang tidak makan cokelat.

Alasannya, cokelat mengandung zat yang dapat merangsang produksi dopamin dan serotonin, dua hormon yang meningkatkan perasaan bahagia dan euforia. Cokelat juga mampu menciptakan sensasi alami yang mirip dengan perasaan jatuh cinta.

Dari penjelasan di atas, tak heran cokelat saat ini masih terus diidentikkan dengan Hari Valentine dan menjadi simbol kasih sayang untuk orang tercinta. Selain rasanya yang enak dan mampu melepaskan hormon bahagia, aneka bentuk cokelat yang cantik dan lucu di pasaran juga membuat orang sulit untuk mengabaikannya.

(Sando)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *