MEDIA SUARA INDO – Bagi warga Semarang yang lahir sebelum tahun 1970an mungkin masih ingat dengan Hotel Inn Dibya Puri.
Hotel Inn Dibya Puri yang terletak di Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah sekarang terlihat kosong dan tidak tetawat. Tembok bangunan tersebut juga sudah mulai kusam.
Hotel Inn Dibya Puri sekarang kondisinya bangunan jadi rusak[/caption
Halaman depan hotel tersebut dipenuhi dengan rumput ilalang. Hal itu membuat hotel tersebut kumuh dan terkesan tak terawat.
Bagian dalam hotel tersebut juga sudah rusak. Banyak barang tak terawat yang berserakan di dalam ruangan hotal Inn Dibya Puri.
Hotel bersejarah yang masuk dalam cagar budaya itu hanya digunakan untuk parkir sepeda motor dan mobil karena hotel tersebut sudah tak lagi dibuka untuk menginap.
Padahal bangunan tua itu pernah menjadi tempat favorit untuk menginap beberapa tokoh nasional seperti RA Kartini, presiden pertama Soekarno, dan presiden kedua Soeharto.
Selain untuk menginap sejumlah tokoh nasional, hotel tersebut juga menjadi saksi bisu pertempuran lima hari warga Kota Semarang melawan Jepang di Kota Semarang.
Ketika perang lima hari, Hotel Dibya dijadikan tempat persembunyian para pejuang. Akhirnya pertempuran tak dapat dihindarkan di hotel tersebut.
Pada hari kedua 16 Oktober 1945 Jepang menambah kekuatan di sekitar Hotel Dibya dan Pasar Johar. Pertempuran di tempat tersebut berlangsung sehari semalam.
Tempat ini yang paling seru. Karena tempat berlangsungnya itu sehari semalam.
Pertempuran di Hotel Dibya tak kalah ramai dengan tempat-tempat lain. Pertempuan yang sifatnya sporadis terjadi di sekitar Pasar Johar dan Hotel Dibya.
Hotel Dibya Puri diserang karena menjadi markas pemuda selain itu para pemuda juga sering mengadakan pertemuan di sana.
Namun, saat ini para pejuang kalah senjata. Hal itu membuat para pejuang kocar-kacir dan bergerak mundur ke sejumlah daerah untuk bersembunyi dan menyusun strategi.
Para pejuang mundur ke Kampung Melayu, Pendrikan dan daerah-daerah lain.
Selain untuk pertempuran, Hotel Dibya merupakan salah satu penginapan terbaik pada masanya sekitar tahun 1800-an.
(Sando)