Nguri-uri Budaya, Keluarga Besar Marhaenis Mengadakan Pagelaran Wayang Kulit Muka Dua

0 0
Read Time:1 Minute, 40 Second

MEDIA SUARA INDO – Pagelaran wayang kulit DUA MUKA digelar di Gedung Cagar Budaya Sobokarti Jl. Dr. Cipto No. 21 – 23 Semarang, acara diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Provinsi Keluarga Besar Marhaenis Jawa Tengah dengan mengambil lakon Satria Pinilih dengan dalang Ki Jagat Bilawo, Sabtu 28/10/2023.

Pagelaran wayang kulit di Gedung Cagar Budaya Sobokarti disaksikan oleh keluarga Besar Marhaenis Jawa Tengah, para tamu undangan, mahasiswa, komunitas dan warga masyarakat sekitar.

Tujuan diselenggarakan pagelaran wayang kulit ini adalah untuk melestarikan kebudayaan, khususnya budaya Jawa. Bahkan dengan seni budaya bisa dijadikan alat untuk menyampaikan pesan pesan khusus, yang bisa lebih menyentuh masyarakat dengan media kesenian. Salah satunya dengan pagelaran wayang kulit, yang saat ini sudah mulai terkikis dengan gempuran budaya luar yang semakin hari semakin mengikis kebudayaan nusantara, yang merupakan nilai luhur suatu bangsa.

Rini salah satu panitia penyelenggara, kepada awak media mengatakan, dengan mengadakan pagelaran wayang kulit ini bisa untuk mensosialisasikan sebuah pesan, khususnya tentang empat pilar NKRI antara lain adalah; Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara; Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai Landasan Konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai Bentuk Negara; dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.

Pagelaran kali ini menghadirkan dalang Ki Jagat Bilawo, dengan mengambil lakon Satria Pinilih. Seni Wayang Kulit sebagai wujud Kebudayaan Nusantara, dinilai sebagai salah satu media meningkatkan nilai nasionalisme dan mempertahankan keutuhan NKRI. Sebab, sebenarnya masyarakat khususnya warga Kota Semarang Khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya sangat merindukan kesenian semacam ini. Sehingga dengan adanya pagelaran Wayang Kulit ini, khususnya di Kota Semarang, selalu dibanjiri warga masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga pejabat daerah yang hadir. Dengan demikian untuk mensosialisasikan sebuah pesan, khususnya tentang empat pilar NKRI.

Menurut Rini, “Pagelaran wayang kulit ini untuk menguri-uri budoyo dan mengingatkan akan budaya kepada masyarakat dan harapan supaya masyarakat bisa berbudaya hidup guyup rukun”.

Kesenian yang secara turun temurun dari nenek moyang kita ini jangan sampai punah. Karena dengan adanya kegiatan seperti ini minimal masyarakat bisa berkumpul dan bertatap muka sehingga jalinan silaturahmi bisa terus dijaga, imbuhnya.

(Sando)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *