Mediasuaraindo.com – Rumah Aira adalah sebuah Yayasan yang mendampingi ibu dan anak dengan HIV/AIDS terutama dalam bentuk rehabilitasi pelayanan akses kesehatan.
Yayasan Rumah Aira merupakan Yayasan khusus bagi mereka dengan HIV/AIDS dimana Yayasan ini juga bertujuan untuk mengubah stigma masyarakat tentang HIV/AIDS dan menghentikan diskriminasi terhadap anak dengan HIV/AIDS.
Hal ini disampaikan oleh Maria Magdalena Endang Sri Lestari biasa di panggil Mama Lena saat memberikan sosialisasi pemahaman tentang HIV AIDS diacara sosialisasi kepada ibu-ibu PKK RW X Kel. Pudakpayung, Kec. Banyumanik – Kota Semarang, Minggu (12/03/2023).

Warga RW X Kel. Pudakpayung mendapatkan pemahan HIV/AIDS dari Rumah Aira
Menjawab pertanyaan dari warga tentang gejala-gejala HIV, Mama Lena menyampaikan gejala HIV bisa dilihat saat orang yang terinfeksi berawal merasakan flu disertai dengan gejala-gejala lain seperti batuk yang berkepanjangan, diare terus menerus, di lidahnya terlihat jamur, dibadannya menjadi gatal-gatal hingga timbul hipers. Tentu saja jika menemukan gejala-gejala tersebut harus segera periksa ke dokter dan untuk menentukan apakah orang tersebut positif HIV, untuk segera dilakukan tes darah. Gejala-gejala ini jika tidak ditangani akan berkembang menjadi serius yang di sebut AIDS (Acquired Immununodeficiency Syndrome), imbuhnya.

Antusias warga untuk mengetahui tentang gejala HIV
Mama Lena didepan peserta sosialisasi menceritakan seorang anak berusia 7 tahun meninggal di pangkuannya.
Anak itu sempat dirawat Mama Lena pada 2015 karena terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV). Kemudian ia dibawa ke rumah sakit di Semarang karena kondisi kesehatannya memburuk.
Suatu saat, pihak rumah sakit menghubungi Mama Lena untuk datang karena kondisi anak bertambah buruk.
Begitu sampai di rumah sakit, Mama Lena masih sempat mendekap anak asuhnya. Momen itu adalah saat-saat terakhir Mama Lena bersama anak asuhnya. Dan waktu itu dia lagi di liput oleh salah satu Media Televisi yang terkenal.
Mamah Lena dalam hal ini memberikan pemahaman kepada Ibu-ibu PKK supaya mereka bisa paham tentang penularan HIV, mengingat perempuan itu punya resiko tertular dari pasangannya atau suami, bisa saja dikarenakan pasangannya sering bergonta-ganti pasangan. Jadi perempuan itu adalah sebagai korban dari pasangannya.
Menjawab salah satu pertanyaam dari peserta, bahwa penularan HIV terjadi melalui kontak cairan tubuh seperti sperma, darah, dan ASI.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan tranfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan dan menyusui.
Mama Lena berharap setelah warga yang mengikuti sosialisasi ini bisa memberikan pemahaman kepada suami, keluarga atau warganya.
Dalam acara sosialisasi ini Mama Lena memberikan doorprice kepada warga yang bisa menjawab pertanyaan tentang apa itu HIV dan apa itu AIDS.
Keingin tahuan warga tentang HIV AIDS ditunjukkan saat acara tanya jawab. Warga antusias ingin tau tentang gejala HIV dan cara penanggulangannya.
(Sando)