MEDIA SUARA INDO – Seiring dengan perjalanan waktu, kota mengalami perkembangan sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, perubahan sosial, ekonomi dan budaya serta interaksinya dengan kota-kota lain di daerah sekitarnya.
Secara fisik perkembangan suatu kota dapat dilihat dari penduduknya yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunan yang semakin rapat dan wilayah terbangun terutama permukiman yang cenderung semakin luas, serta semakin lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi kota, permukiman menempati areal paling luas dalam penataan ruang, mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk, dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada bagian-bagian kota tidaklah sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakat, potensial sumber daya yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota yang terutama berkaitan dengan transportasi.
Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan yang juga pusat ekonomi mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ini akibat meningkatnya urbanisasi maupun pertumbuhan secara alami. Dalam kurun 10 tahun terakhir pertumbuhan perumahan di pinggiran kota Semarang menunjukkan peningkatan yang tajam. Pertumbuhan yang cepat cenderung tidak terkendali dan terarah, khususnya terkait sebaran lokasi perumahan dan
permukiman.
Pertumbuhan perumahan di pinggiran kota harus diiringi dengan pembangunan prasarana transportasi. Pelebaran jalan dan perbaikan jalan yang layak untuk mendukung kelancaran lalu lintas.
Pertumbuhan Perumahan di wilayah Kota Semarang bagian timur semakin padat, Wilayah Semarang bagian timur merupakan wilayah perbatasan antara kota Semarang dan Kabupaten Demak ini mulai padat penduduknya.
Arus transportasi di wilayah timur Kota Semarang terlihat di beberapa jalan menuju ke arah Kota pada jam 06.30 WIB sd 09.00 WIB, merupakan jam padat saat orang pada berangkat kerja. Sedangkan sore jam 16.00 WIB sd 18.00 WIB merupakan saat orang pada pulang kerja. Kemacetan tidak bisa di hindari pada jam-jam tersebut. Hal ini menjadikan PR Pemkot Semarang untuk bisa mencarikan solusi dengan bertambah padatnya arus lalu lintas di wilayah Semarang bagian timur.
Sepanjang jalan Mrican dari mulai Pasar Kambing sampai dengan pertigaan Jl. Ketileng, merupakan jalan yang padat saat-saat jam berangkat dan pulang kerja. Di sepanjang jalan ini masih terlihat kemacetan di sebabkan oleh adanya perbaikan saluran.
Masalah ekternalitas tersebut yaitu kemacetan lalu lintas. Penyebab kemacetan di kota semarang yaitu kapasitas jalan raya yang tidak seimbang terhadap terhadap peningakatan jumlah kendaraan, tingginya penggunaan ruang parkir di bahu jalan, banyaknya para pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar menjadi tempat berjualan, dan belum terkoordinasinya hubungan antar persimpangan jalan menjadi pelengkap permasalahan transportasi di Semarang. (Sando)